Showing posts with label demokrat. Show all posts
Showing posts with label demokrat. Show all posts
Saturday 16 July 2016

Cerita : Demokrat

DI cuaca buruk bulan Maret 1809 seorang lelaki tua nampak
rnengendarai k.uda - dari kota Washington. Umurnya 66 tahun,
tapi tubuhnya yang jangkung masih gagah -- cukup kuat untuk
terlonjak tegak di atas pelana selama 8 jam. Ia melintasi salju
yang merintangi pandang. Ia seharusnya naik kereta tadi. Tapi
begitu buruk dan roda kereta itu berkali-kali selip. Dan ia tak
sabar lagi. Lain cepat-cepat pulang. Masa jabatannya telah
selesai. Ia adalah Thomas Jeffer. Ia baru saja rampung sebagai
Presiden setelah 8 tahun memerintah.

Sebenarnya ia dapat dipilih kembali. Ia penulis utama Deklarasi
Kemerdekaan merika yang termashur. Ia pemikir dan tokoh politik
terkemuka bagi negeri yang baru itu. Dan ia punya prestasi Yang
cukup mengesankan sebagai administrator selama jadi kepala
negara. Maka, apa sulitnya untuk menduduki jabatan terhormat
buat ketiga kalinya? Namun ia menolak. Ia meninggalkan ibukota
dengan rasa mau ke kampung halamannya di pedalaman, di
Monticello.

Juga dengan rasa gembira. Dan ini nampak ketika Presiden
penggantinya, James iadison, dilantik. Apabila dalam kemeriahan
itu Kepala Negara Yang baru tampak pucat dan gemetar, sebaliknya
Jefferson tampak santai dan enak.

Malam harinya, waktu pesta dansa pelantikan, Jefferson datang.
Padahal sejak isterinya meninggal 40 tahun sebelumnya, ia tak
pernah nongol ke pesta. Tapi mam itu ia berdansa dengan riang.
Ketika sementara tamu bertanya kenapa ia begitu mpak berbahagia,
sedangkan Presiden yang baru tampak pucat, Jefferson menjawab:
"Beban ini telah lepas dari pundak saya, dan dia kini yang
mendapatkannya " sejak hari itu ia memang merasa bebas dari apa
yang disebutnya sendiri sebagai "borgol kekuasaan" ....

Tak banyak orang yang menganggap kekuasaan sebagai borgol. Lebih
banyak melihatnya sebagai gelang emas yang (alangkah nikmatnya!)
bisa bikin orang rapi Jeverson adalah demokrat sampai ke
sungsum. Di tahun 1811 ia menulis: tak pernah saya dapat
membayangkan, bagaimana suatu makhluk yang berakal dia dapat
menawarkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dari kekuasaan yang
dipakainya atas orang lain." Menjelang ia pulang ke Monticello
ia menulis dengan gaya tab kepada para tetangganya yang
bermaksud menyambut: "Bolehkah saya hanya, di hadapan seluruh
dunia, sapi siapa Yang saya pernah ambil, atau siapa yang telah
saya rampas haknya, Siapa yang telah saya tindas, atau siapa
yang telah ia terima uang suapnya sehingga mata saya jadi
tertutup?"

Penulis biografinya Yang bagus, Fawn M. Brodie, dalam Thomas
Jefferson, Artimate History (1975) mengomentari Pertanyaan itu
seakan-akan Jefferson tengah diserang dengan kecaman. Mungkin
benar dalam arti bahwa ia sendiri tengah mengadili dirinya,
seraya mengingat kembali singgasana yang baru dilepasnya itu.
masa ia memerintah ia memang begitu sederhana. Seorang Senator
malah pernah mengira orang yang berjas Panjang coklat dengan
sepatu tanpa hak itu adalah seang pelayan -- padahal itulah sang
Presiden. Puteri-puterinya sendiri tahu keadaan uangan sang ayah
yang sedang jadi kepala negara itu: hutangnya meningkat, karena
kegemarannya menjamu orang, tanpa menjadi korup.

Tapi di segi lain, laki-laki ini bukannya tanpa kelemahan. Dalam
masa menduda, ia hubungannya yang tertentu dengan budak
wanitanya yang cantik, Sally Heings. Di masa muda ia pernah
dibisik-bisikkan mau menggoda seorang isteri teman. Dan waktu di
Paris, ia pernah jatuh cinta kepada isteri seorarg lain - serta
menulis surat cinta panjang yang sangat bagusnya.

Mungkin karena menyadari bahwa dirinya bukan di luar dosa itulah
Jefferson. Meninggalkan sesuatu yang ternyata memang berharga
bagi orang Amerika beberapa generasi kemudian: satu ide tentang
kekuasaan dan batas manusia, dan juga satu contoh perbuatan yang
sejati. Maka ia berhasil menyeberang abad, ia melihat ke "depan
bersama sejarah, ia tidak dikutuk.